-
Notifications
You must be signed in to change notification settings - Fork 0
Commit
This commit does not belong to any branch on this repository, and may belong to a fork outside of the repository.
- Loading branch information
1 parent
a3b58dd
commit 0522845
Showing
1 changed file
with
5 additions
and
3 deletions.
There are no files selected for viewing
This file contains bidirectional Unicode text that may be interpreted or compiled differently than what appears below. To review, open the file in an editor that reveals hidden Unicode characters.
Learn more about bidirectional Unicode characters
Original file line number | Diff line number | Diff line change |
---|---|---|
@@ -1,9 +1,11 @@ | ||
|
||
# Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku. [[Yesaya 49:16](http://alkitab.sabda.org/?Yesaya%2049:16)] | ||
# Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. [[Kolose 2:6](http://alkitab.sabda.org/?Kolose%202:6)] | ||
|
||
![Header Image](https://alkitab.app/slice/sunrise.jpg) | ||
|
||
> Kamis, 7 November 2024 | ||
> Jumat, 8 November 2024 | ||
Tentunya sebagian dari keheranan yang berpusat pada kata “Lihat,” digemparkan oleh ratapan ketidakpercayaan dari kalimat sebelumnya. Sion berkata, "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku." [[Yesaya 49:14](http://alkitab.sabda.org/?Yesaya%2049:14)] Betapa mengejutkannya pikiran Ilahi pada ketidakpercayaan yang jahat ini. Apa lagi yang bisa lebih mengherankan daripada ketidakpercayaan dan ketakutan yang tak beralasan dari umat yang kepadanya Allah berkenan? Kata-kata teguran Tuhan yang penuh kasih ini seharusnya membuat kita tersipu; Ia berseru, “Bagaimana mungkin Aku melupakanmu, ketika Aku sudah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku? Betapa beraninya engkau meragukan Aku yang selalu mengingatmu, padahal tanda peringatan itu sudah ditetapkan di dalam daging-Ku sendiri?” Oh ketidakpercayaan, betapa aneh nan ajaib engkau! Kita tidak tahu mana yang lebih mengherankan, kesetiaan Allah atau ketidakpercayaan umat-Nya. Ia memenuhi janji-Nya seribu kali, dan masih saja dalam ujian selanjutnya kita lagi-lagi meragukan-Nya. Ia tidak pernah gagal ataupun mengecewakan; Ia tidak pernah merupakan sumur yang kering; Ia tidak pernah merupakan matahari yang terbenam, meteor yang lewat saja, atau uap yang meleleh; tapi tetap saja kita selalu dipenuhi dengan keraguan, dianiaya kesangsian, dan terganggu oleh ketakutan, seakan-akan Allah kita sekadar fatamorgana gurun. “Lihat,” adalah kata yang dimaksudkan untuk memancing kekaguman. Di sini tentunya kita memiliki tema kekaguman. Langit dan bumi pun takjub bahwa pemberontak-pemberontak bisa mendapatkan kedekatan dengan hati kasih-Nya yang tidak terhingga sampai-sampai ditulis di telapak tangan-Nya. “Aku sudah melukiskan engkau.” Tidak dikatakan, “namamu.” Namamu tentunya ada, tetapi itu belum semua: “Aku sudah melukiskan engkau.” Lihatlah betapa penuhnya perkataan itu! Aku sudah melukiskan dirimu, gambaranmu, kejadianmu, situasi-situasimu, dosa-dosamu, godaan-godaanmu, kelemahan-kelemahanmu, kebutuhan-kebutuhanmu, perbuatan-perbuatanmu; Aku sudah melukiskan engkau, semuanya tentang engkau, apapun mengenai engkau; Aku sudah menaruh engkau seluruhnya di sana. Akankah engkau mengatakan lagi bahwa Allah sudah melupakan engkau ketika Ia sudah melukiskan engkau di telapak tangan-Nya sendiri? | ||
Kehidupan iman diwakili oleh menerima—sebuah perbuatan yang artinya sangat berlainan dengan layak atau pantas. Perbuatan itu hanyalah menerima hadiah. Seperti bumi minum air hujan, seperti laut menerima aliran sungai-sungai, seperti malam mendapat cahaya dari bintang-bintang, kita pun, tanpa memberikan apapun, menerima anugerah Allah dengan cuma-cuma. Orang-orang kudus, menurut kodratnya, bukanlah sumur, ataupun aliran sungai, mereka sekadar penampungan air yang kepadanya air hidup mengalir; mereka adalah wadah kosong yang kepadanya Allah mencurahkan keselamatan-Nya. Konsep menerima memiliki makna penyataan, yaitu menjadikan suatu hal sebuah realitas. Seseorang tidak bisa menerima sebuah bayangan; kita menerima sesuatu yang substansial: begitu juga dengan kehidupan iman, Kristus menjadi realitas bagi kita. Ketika kita tidak beriman, Yesus hanyalah sebuah nama bagi kita—seorang yang hidup pada zaman dahulu, begitu kunonya sehingga kehidupan-Nya hanyalah sebuah sejarah bagi kita sekarang! Dengan perbuatan iman Yesus menjadi Seorang yang nyata di dalam kesadaran hati kita. Tetapi menerima juga bermakna mengenggam atau memiliki. Hal yang aku terima menjadi milikku: aku memperuntukkan bagiku hal yang sudah diberikan. Ketika aku menerima Yesus, Ia menjadi Juruselamatku, sungguh milikku sehingga hidup maupun maut tidak bisa merenggut Dia dariku. Semua ini adalah menerima Kristus—menerima-Nya sebagai hadiah cuma-cuma dari Allah; merealisasikan-Nya di dalam hatiku, dan menjadikan-Nya milikku. | ||
|
||
Keselamatan bisa digambarkan sebagai seorang buta menerima penglihatan, seorang tuli menerima pendengaran, seorang mati menerima hidup; tetapi kita bukan saja menerima berkat-berkat ini, kita sudah menerima Kristus Yesus sendiri. Sungguh benar kalau Ia memberikan kita hidup dari kematian. Ia memberikan kita pengampunan dosa; Ia memberikan pembenaran. Semua ini adalah hal-hal yang berharga, tetapi kita tidak boleh puas dengan hal-hal tersebut; kita sudah menerima Kristus sendiri. Putra Allah sudah dicurahkan kepada kita, dan kita sudah menerima Dia, dan menjadikannya milik kita. Betapa mulianya Yesus, bahkan surga pun tidak bisa memuat-Nya! | ||
|