-
Notifications
You must be signed in to change notification settings - Fork 0
Commit
This commit does not belong to any branch on this repository, and may belong to a fork outside of the repository.
- Loading branch information
1 parent
dad3fab
commit b3a1a34
Showing
1 changed file
with
3 additions
and
3 deletions.
There are no files selected for viewing
This file contains bidirectional Unicode text that may be interpreted or compiled differently than what appears below. To review, open the file in an editor that reveals hidden Unicode characters.
Learn more about bidirectional Unicode characters
Original file line number | Diff line number | Diff line change |
---|---|---|
@@ -1,9 +1,9 @@ | ||
|
||
# Menjelang senja Ishak sedang keluar untuk berjalan-jalan di padang. [[Kejadian 24:63](http://alkitab.sabda.org/?Kejadian%2024:63)] | ||
# Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya. [[Mazmur 29:2](http://alkitab.sabda.org/?Mazmur%2029:2)] | ||
|
||
![Header Image](https://alkitab.app/slice/sunrise.jpg) | ||
|
||
> Kamis, 15 Agustus 2024 | ||
> Jumat, 16 Agustus 2024 | ||
Sangat mengagumkan kegiatannya. Jika mereka yang menghabiskan waktu dengan berkumpul malas-malasan, membaca ringan, dan waktu luang tak berguna, kiranya dapat mempelajari hikmat, mereka dapat menemukan lingkungan yang lebih menguntungkan dan persekutuan yang lebih menarik dalam perenungan daripada di dalam kesia-siaan yang sekarang menjadi daya tarik bagi mereka. Kita seharusnya tahu lebih banyak, hidup lebih dekat dengan Allah, dan bertumbuh dalam anugerah, kalau saja kita lebih sendirian. Perenungan membuat kita berefleksi dan memetik gizi yang sebenarnya dari makanan mental yang terkumpul dari tempat lain. Ketika Yesus adalah temanya, perenungan tentunya manis. Ishak menemukan Ribka ketika bersekutu di dalam perenungan pribadi; dan banyak orang menemukan kekasih terbaiknya di sana. Sangat mengagumkan pilihan tempatnya. Di padang kita memiliki ruang belajar dengan buku pelajaran di sekelilingnya untuk kita pelajari. Dari pohon ara hingga hisop, dari tingginya burung rajawali hingga rendahnya kicauan belalang, dari birunya bentangan surga hingga tetesan embun, segalanya dipenuhi pelajaran, dan ketika mata kita terbuka secara ilahi, pelajaran-pelajaran tersebut dengan sekejap berada pada pikiran kita dengan lebih jelas lebih daripada yang tertulis pada buku-buku. Ruang-ruang kecil kita tidak sesehat, sesugestif, sependapat, maupun seinspiratif padang-padang. Marilah kita tidak menganggap apapun biasa saja atau haram, tetapi rasakan bahwa segala ciptaan menunjukkan kepada Pencipta mereka, dan padang langsung dikuduskan. Sangat mengagumkan waktunya. Waktu saat matahari terbenam seperti menarik cadar siang hari, serasi dengan kesunyian jiwa ketika ciptaan fana menyerahkan dirinya kepada sukacita persekutuan surgawi. Keagungan matahari terbenam membangkitkan rasa takjub kita, dan kehikmatan saat menjelang malam membangunkan rasa kagum kita. Jika urusan hari ini memungkinkan, akan sangat baik, hai pembaca, jika engkau dapat meluangkan satu jam untuk berjalan di padang saat senja, tetapi jika tidak, Tuhan berada di kota juga, dan akan bertemu dengan engkau di dalam kamarmu atau di jalan yang berdesakan. Biarlah hatimu pergi untuk bertemu Dia. | ||
Kemuliaan Allah adalah hasil dari sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya. Ia mulia di dalam karakter-Nya, karena ada sebuah penyimpanan dari segala yang suci, baik, dan indah di dalam Allah, sehingga Ia pasti mulia. Perbuatan-perbuatan yang mengalir dari karakter-Nya pun mulia; tetapi ketika Ia berkehendak untuk mewujudkan kebaikan-Nya dalam ciptaan-Nya akan kebaikan, rahmat, dan keadilan-Nya, Ia juga memikirkan bahwa kemuliaan yang diberikan kepada mereka harus diberikan kepada diri-Nya saja. Begitu juga dalam diri kita, tidak ada yang di dalamnya kita dapat mempermuliakan diri; karena siapa yang membuat kita berbeda dari yang lain? Dan apa yang kita punya yang tidak kita terima dari Allah segala kemurahan? Maka kita seharusnya dengan berhati-hati berjalan dengan rendah hati bersama Tuhan! Ketika kita memuliakan kita sendiri, karena hanya ada satu tempat untuk dimuliakan di alam semesta, kita menempatkan diri kita sendiri sebagai saingan dari yang Sang Maha Tinggi. Haruskah serangga yang hidup satu jam saja memuliakan dirinya sendiri melawan matahari yang telah menghangatkannya sehingga hidup? Haruskah pecahan tanah liat mengagungkan dirinya sendiri mengatasi manusia yang telah membentuknya di atas jentera? Haruskah debu gurun berjuang melawan angin puyuh? Atau tetesan air di lautan bergulat melawan angin ribut? Berikan kepada Tuhan, hai kau orang benar, berikan kepada Tuhan kemuliaan dan kuasa; berikan kepada Allah kehormatan yang menjadi hak nama-Nya. Namun memang, mungkin, salah satu perjuangan yang paling sulit yang dialami orang Kristen dalam hidup adalah mempelajari kalimat berikut—"Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan." [[Mazmur 115:1](http://alkitab.sabda.org/?Mazmur%20115:1)] Inilah pelajaran bagi kita yang selalu Allah ajarkan kepada kita, dan mengajarkan kita terkadang dengan kedisiplinan yang paling menyakitkan. Biarkan seorang Kristen mulai berbangga, "Segala perkara dapat kutanggung," tanpa menambahkan "di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku," [[Fil 4:13](http://alkitab.sabda.org/?Fil%204:13)] dan tidak lama kemudian ia akan mengaduh, "Aku tidak dapat berbuat apa-apa," dan meratapi dirinya sendiri dalam debu. Ketika kita melakukan apa saja untuk Tuhan, dan Ia berkenan menerima yang kita kerjakan, mari kita menaruh mahkota kita di kaki-Nya, dan berseru, "Tetapi bukannya aku, tetapi kasih karunia Allah yang menyertai aku!" [[1 Kor 15:10](http://alkitab.sabda.org/?1%20Kor%2015:10)] | ||
|