-
Notifications
You must be signed in to change notification settings - Fork 0
Commit
This commit does not belong to any branch on this repository, and may belong to a fork outside of the repository.
- Loading branch information
1 parent
205779d
commit adf31fa
Showing
1 changed file
with
3 additions
and
3 deletions.
There are no files selected for viewing
This file contains bidirectional Unicode text that may be interpreted or compiled differently than what appears below. To review, open the file in an editor that reveals hidden Unicode characters.
Learn more about bidirectional Unicode characters
Original file line number | Diff line number | Diff line change |
---|---|---|
@@ -1,9 +1,9 @@ | ||
|
||
# Dikasihi [dikuduskan] dalam Allah Bapa [[Yudas 1:1](http://alkitab.sabda.org/?Yudas%201:1)] | ||
# Berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah?" [[Yunus 4:9](http://alkitab.sabda.org/?Yunus%204:9)] | ||
|
||
![Header Image](https://alkitab.app/slice/sunrise.jpg) | ||
|
||
> Jumat, 12 Juli 2024 | ||
> Sabtu, 13 Juli 2024 | ||
Cermati kesatuan dari Tiga Pribadi Ilahi di dalam seluruh tindakan mulia mereka. Betapa tidak bijaksananya perkataan orang percaya yang membuat pilihan di dalam Pribadi Tritunggal; yang menganggap Yesus seolah-olah Dia adalah perwujudan dari semua hal yang indah dan anggun, sementara Allah Bapa dianggap sangat adil, tetapi miskin akan kebaikan. Sama salahnya bagi mereka yang membesar-besarkan keputusan Allah Bapa, dan penebusan Allah Putra sehingga dapat merendahkan karya Roh. Dalam kasih karunia, tidak ada Pribadi dari Tritunggal yang bertindak terpisah dari yang lain. Mereka satu di dalam tindakan dan esensi mereka. Dalam hal kasih kepada orang yang dipilih, mereka adalah satu, dan di dalam tindakan-tindakan yang mengalir dari Sumber pokok yang besar itu, mereka masih tidak terbagi-bagi. Khususnya perhatikan ini dalam hal pengudusan. Sementara kita mungkin tanpa kesalahan, dapat berbicara tentang pengudusan sebagai karya Roh, namun kita harus mengambil pelajaran bahwa kita tidak melihatnya seolah-olah Allah Bapa dan Putra tidak terlibat di dalamnya. Adalah benar ketika berbicara pengudusan sebagai karya Allah Bapa, Putra, dan Roh. TUHAN masih berkata, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” [[Kej 1:26](http://alkitab.sabda.org/?Kej%201:26)], dan dengan demikian kita adalah “Buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya” [[Ef 2:10](http://alkitab.sabda.org/?Ef%202:10)]. Lihatlah nilai yang Allah tetapkan pada kesucian yang nyata, karena Tiga Pribadi di dalam Tritunggal digambarkan sebagai rekan sekerja untuk menghasilkan gereja tanpa “cacat atau kerut atau yang serupa itu” [[Ef 5:27](http://alkitab.sabda.org/?Ef%205:27)]. Dan Anda, sebagai pengikut Kristus, harus juga menetapkan nilai yang tinggi terhadap kekudusan—pada kemurnian hidup dan percakapan yang saleh. Hargai darah Kristus sebagai fondasi dari harapanmu, tapi jangan pernah meremehkan karya Roh yang merupakan meteraimu untuk memperoleh warisan orang-orang kudus dalam terang. Jadi, hari ini mari kita hidup untuk mewujudkan karya Allah Tritunggal di dalam diri kita. | ||
Kemarahan tidak selalu merupakan dosa, tetapi cenderung berjalan dengan liar kapanpun kemarahan terjadi. Kita harusnya cepat bertanya mengenai karakter kemarahan ini, dengan mempertanyakan “Apakah Anda layak marah?” Mungkin kita bisa menjawab, “YA”. Sangat sering kemarahan menjadi puntung api orang gila, tetapi terkadang juga menjadi seperti api Elia dari Surga. Kita melakukannya dengan benar ketika kita marah terhadap dosa, karena kesalahan yang melawan Allah kita yang baik dan murah hati; atau terhadap diri kita sendiri, karena kita tetap bebal padahal sudah menerima banyak instruksi Ilahi; atau ketika kita marah terhadap orang-orang lain ketika satu-satunya penyebab kemarahan adalah kejahatan yang mereka lakukan. Barangsiapa tidak marah terhadap pelanggaran, berbagian dalam pelanggaran. Dosa adalah hal yang menjijikkan dan hal yang penuh kebencian, dan tidak ada hati yang sudah diperbarui dapat sabar bertahan terhadap dosa. Allah sendiri marah kepada orang jahat setiap hari, dan itu tertulis dalam Firman-Nya, “Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan!” [[Mazmur 97:10](http://alkitab.sabda.org/?Mazmur%2097:10)]. Jauh lebih sering ditakuti apabila kemarahan kita tidak terpuji maupun dapat dibenarkan, dalam hal itu kita harus menjawab, “TIDAK”. Kenapa kita harus kesal kepada anak-anak, mudah membentak kepada pembantu, dan murka kepada teman? Apakah kemarahan merupakan hal yang terhormat sebagai orang Kristen, ataukah memuliakan Allah? Apa itu bukan merupakan hati jahat yang lama, yang berusaha untuk mendapatkan kekuasaan, dan bukankah kita harus menolaknya dengan seluruh kekuatan dari sifat manusia baru kita? Banyak profesor memberi usul seolah-olah percuma kemarahan dilawan, tetapi biarlah orang percaya mengingat bahwa ia harus menjadi orang yang menang di dalam setiap hal, atau dia tidak dimahkotai kemenangan. Jika kita tidak dapat mengendalikan emosi kita, apa yang telah anugerah lakukan bagi kita? Seseorang berkata kepada Tuan [William] Jay, bahwa anugerah sering dicangkokkan kepada tunggul pohon apel. “Ya”, katanya, “tetapi buahnya bukan apel”. Kita tidak boleh membuat kelemahan alami kita menjadi alasan untuk berbuat dosa, melainkan kita harus melarikan diri ke salib dan meminta Tuhan menyalibkan emosi kita, dan memperbaharui kita di dalam kelembutan dan kesabaran menurut gambar Allah sendiri. | ||
|