-
Notifications
You must be signed in to change notification settings - Fork 0
Commit
This commit does not belong to any branch on this repository, and may belong to a fork outside of the repository.
- Loading branch information
1 parent
99d60f0
commit a966074
Showing
1 changed file
with
3 additions
and
3 deletions.
There are no files selected for viewing
This file contains bidirectional Unicode text that may be interpreted or compiled differently than what appears below. To review, open the file in an editor that reveals hidden Unicode characters.
Learn more about bidirectional Unicode characters
Original file line number | Diff line number | Diff line change |
---|---|---|
@@ -1,9 +1,9 @@ | ||
|
||
# Pemazmur yang disenangi di Israel. [[2 Samuel 23:1](http://alkitab.sabda.org/?2%20Samuel%2023:1)] | ||
# Siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. [[Amsal 11:25](http://alkitab.sabda.org/?Amsal%2011:25)] | ||
|
||
![Header Image](https://alkitab.app/slice/sunrise.jpg) | ||
|
||
> Selasa, 20 Agustus 2024 | ||
> Rabu, 21 Agustus 2024 | ||
Di antara semua orang kudus yang hidupnya tercatat dalam Kitab Suci, Daud memiliki pengalaman dengan karakteristik yang paling mencolok, bervariasi, dan mengajar. Dalam riwayatnya, kita menemukan cobaan dan godaan yang tidak kita temukan, secara keseluruhan, pada orang kudus zaman kuno lainnya, karena itu, Daud merupakan penggambaran yang paling menyerupai Tuhan kita. Daud mengetahui pencobaan yang dihadapi semua golongan dan keadaan manusia. Para raja memiliki masalah mereka sendiri, Daud mengenakan mahkota; para petani memiliki urusan-urusannya, Daud memegang tongkat gembala; pengembara memiliki banyak kesukaran, Daud tinggal di gua En-Gedi; seorang kapten memiliki kesulitannya, dan Daud menemukan anak-anak Zeruya terlalu sulit baginya. Pemazmur juga dicobai oleh teman-temannya, penasihatnya Ahitofel meninggalkan dia, "Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku." [[Mazmur 41:9](http://alkitab.sabda.org/?Mazmur%2041:9)] Musuh terburuk Daud berasal dari rumah tangganya sendiri: anak-anaknya adalah penderitaan yang terbesar. Godaan kemiskinan dan kekayaan, kehormatan dan celaan, kesehatan dan kelemahan, semua melepaskan serangannya kepada Daud. Dia mendapat godaan dari luar yang mengganggu kedamaiannya, dan dari dalam yang merusak sukacitanya. Setelah lepas dari satu pencobaan Daud langsung masuk ke pencobaan lain; dari satu masa putus asa dan penuh kewaspadaan, kembali ia dibawa ke tempat terendah, dan segala gelombang dan ombak dari Allah menerpanya. Mungkin karena hal-hal tersebut, mazmur-mazmur Daud secara universal menjadi penghiburan bagi orang-orang Kristen yang berpengalaman. Apapun cara pikir kita, dalam kegembiraan dan keputusasaan, Daud secara tepat menggambarkan emosi kita. Dia adalah seorang ahli yang mengerti hati manusia, karena ia telah diajar dalam sekolah yang paling baik—sekolah pengalaman pribadi yang menyentuh hati. Sebagaimana kita juga diajar di sekolah yang sama, sebagaimana kita tumbuh dewasa dalam kasih karunia dan dalam usia yang bertambah, kita semakin lama akan semakin menghargai mazmur-mazmur Daud, dan menemukan mazmur tersebut sebagai "padang rumput yang hijau." Jiwaku, biarkan pengalaman Daud menghibur dan menasihatimu pada hari ini. | ||
Kita di sini diajarkan pelajaran berharga, bahwa untuk memperoleh, kita harus memberi; untuk mengumpulkan, kita harus menabur; untuk membuat diri kita bahagia, kita harus membuat orang lain bahagia; dan untuk menjadi kuat secara rohani, kita harus berusaha demi kebaikan rohani orang lain. Dalam memberi minum orang lain, kita sendiri diberi minum. Bagaimana caranya? Upaya kita untuk menjadi berguna, membawa keluar segala kekuatan kita untuk menjadi berguna. Kita memiliki bakat terpendam dan kemampuan yang tertidur, yang menjadi terlihat melalui latihan. Kekuatan kita untuk bekerja tersembunyi bahkan dari diri kita sendiri, sampai kita berani maju untuk berperang dalam peperangan Tuhan, atau mendaki pegunungan kesulitan. Kita tidak tahu simpati lembut macam apa yang kita miliki sampai kita mencoba menyeka air mata seorang janda, dan menenangkan kesedihan anak yatim piatu. Kita sering mendapatkan, ketika berupaya mengajar orang lain, justru diri kita yang mendapatkan pelajaran. Oh, betapa anggun pelajaran yang diperoleh sebagian dari kita di ranjang kesakitan! Kita pergi untuk mengajarkan Firman, kita malahan berbalik dengan malu, menyadari betapa sedikitnya kita tahu tentang Firman. Dalam percakapan kita dengan orang-orang kudus yang malang, kita diajarkan tentang jalan Tuhan lebih sempurna lagi bagi diri kita, dan mendapatkan wawasan lebih dalam menuju kebenaran ilahi. Jadi, memberi minum orang lain membuat kita rendah hati. Kita menemukan betapa banyak anugerah yang ada di tempat di mana kita tidak mencarinya; dan betapa banyak orang kudus yang malang dapat melebihi kita dalam pengetahuan. Kenyamanan kita juga makin meningkat dengan bekerja bagi orang lain. Kita berupaya menghibur mereka, dan penghiburan itu meriangkan hati kita sendiri. Seperti halnya dua orang di tengah salju, yang satu menggosok anggota badan orang lain untuk mencegahnya sekarat, tapi juga sekaligus menjaga darahnya sendiri beredar, dan menyelamatkan dirinya sendiri. Janda miskin di Sarfat memberi dari persediaannya yang minim apa yang dibutuhkan sang nabi, dan sejak hari itu dia tidak pernah lagi mengetahui apa itu kekurangan. Berilah dan kamu akan diberi, suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, dan yang tumpah keluar [[Lukas 6:38](http://alkitab.sabda.org/?Lukas%206:38)]. | ||
|