diff --git a/README.md b/README.md index f3782b8..08dcbf6 100644 --- a/README.md +++ b/README.md @@ -1,9 +1,9 @@ -# Berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah?" [[Yunus 4:9](http://alkitab.sabda.org/?Yunus%204:9)] +# Apabila engkau mengerjakannya dengan beliung, maka engkau melanggar kekudusannya. [[Keluaran 20:25](http://alkitab.sabda.org/?Keluaran%2020:25)] ![Header Image](https://alkitab.app/slice/sunrise.jpg) -> Sabtu, 13 Juli 2024 +> Minggu, 14 Juli 2024 -Kemarahan tidak selalu merupakan dosa, tetapi cenderung berjalan dengan liar kapanpun kemarahan terjadi. Kita harusnya cepat bertanya mengenai karakter kemarahan ini, dengan mempertanyakan “Apakah Anda layak marah?” Mungkin kita bisa menjawab, “YA”. Sangat sering kemarahan menjadi puntung api orang gila, tetapi terkadang juga menjadi seperti api Elia dari Surga. Kita melakukannya dengan benar ketika kita marah terhadap dosa, karena kesalahan yang melawan Allah kita yang baik dan murah hati; atau terhadap diri kita sendiri, karena kita tetap bebal padahal sudah menerima banyak instruksi Ilahi; atau ketika kita marah terhadap orang-orang lain ketika satu-satunya penyebab kemarahan adalah kejahatan yang mereka lakukan. Barangsiapa tidak marah terhadap pelanggaran, berbagian dalam pelanggaran. Dosa adalah hal yang menjijikkan dan hal yang penuh kebencian, dan tidak ada hati yang sudah diperbarui dapat sabar bertahan terhadap dosa. Allah sendiri marah kepada orang jahat setiap hari, dan itu tertulis dalam Firman-Nya, “Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan!” [[Mazmur 97:10](http://alkitab.sabda.org/?Mazmur%2097:10)]. Jauh lebih sering ditakuti apabila kemarahan kita tidak terpuji maupun dapat dibenarkan, dalam hal itu kita harus menjawab, “TIDAK”. Kenapa kita harus kesal kepada anak-anak, mudah membentak kepada pembantu, dan murka kepada teman? Apakah kemarahan merupakan hal yang terhormat sebagai orang Kristen, ataukah memuliakan Allah? Apa itu bukan merupakan hati jahat yang lama, yang berusaha untuk mendapatkan kekuasaan, dan bukankah kita harus menolaknya dengan seluruh kekuatan dari sifat manusia baru kita? Banyak profesor memberi usul seolah-olah percuma kemarahan dilawan, tetapi biarlah orang percaya mengingat bahwa ia harus menjadi orang yang menang di dalam setiap hal, atau dia tidak dimahkotai kemenangan. Jika kita tidak dapat mengendalikan emosi kita, apa yang telah anugerah lakukan bagi kita? Seseorang berkata kepada Tuan [William] Jay, bahwa anugerah sering dicangkokkan kepada tunggul pohon apel. “Ya”, katanya, “tetapi buahnya bukan apel”. Kita tidak boleh membuat kelemahan alami kita menjadi alasan untuk berbuat dosa, melainkan kita harus melarikan diri ke salib dan meminta Tuhan menyalibkan emosi kita, dan memperbaharui kita di dalam kelembutan dan kesabaran menurut gambar Allah sendiri. +Mezbah Allah dibangun dari batu-batu yang tidak dipahat, sehingga tidak ada jejak dari keahlian atau usaha manusia yang dapat dilihat darinya. Hikmat manusia senang memotong dan mengatur doktrin-doktrin salib, menjadi sebuah sistem yang dibuat-buat dan lebih cocok dengan selera natur yang berdosa; alih-alih mengembangkan Injil, hikmat duniawi justru mencemari Injil, bahkan sampai berubah menjadi injil yang lain, dan tidak ada kebenaran Allah di dalamnya. Seluruh perubahan dan amandemen terhadap Firman Allah sendiri adalah sebuah pencemaran dan penodaan. Kebanggaan hati manusia sangat gelisah untuk memiliki andil dalam pembenaran jiwa di hadapan Allah; persiapan-persiapan untuk Kristus diimpikan, kerendahan hati dan pertobatan diandalkan, pekerjaan baik dikumandangkan, bakat alami banyak dijunjung, dan dengan seluruh cara, upaya ini dilakukan untuk mengangkat semua usaha manusia di hadapan mezbah ilahi. Ini merupakan hal baik jika orang-orang berdosa dapat mengingat sejauh mana usaha menyempurnakan karya Juruselamat, keyakinan duniawi mereka hanya mencemari dan mempermalukan karya Juruselamat. Hanya Allah yang harus ditinggikan dalam karya penebusan, dan tidak ada satu pun tanda ukiran manusia ataupun tempaan dapat bertahan. Ada penghujatan yang melekat dalam usaha menambah apa yang Kristus Yesus nyatakan sudah genap saat Dia sekarat, atau untuk mengembangkan apa yang dalamnya TUHAN ALLAH telah menemukan kepuasan yang sempurna. Hai pendosa yang gemetar, jauhilah segala beliungmu, dan jatuhlah pada lututmu dalam permohonan yang rendah hati; dan terimalah Tuhan Yesus sebagai mezbah penebusanmu, dan diam di hadirat-Nya. Banyak profesor dapat menyimak peringatan dari bacaan pagi ini terhadap doktrin-doktrin yang mereka percayai. Ada di antara orang-orang Kristen yang cenderung terlalu banyak mencocok-cocokkan dan merangkum kebenaran dari wahyu Allah; ini merupakan sebuah bentuk ketidaksopanan dan ketidakpercayaan, mari kita berjuang melawannya, dan menerima kebenaran sebagaimana kita menemukannya; bersukacita bahwa doktrin-doktrin Firman adalah batu-batu yang tidak dipahat, dan seluruhnya lebih cocok untuk membangun mezbah bagi Tuhan. \ No newline at end of file