diff --git a/README.md b/README.md index c769dca..7f085da 100644 --- a/README.md +++ b/README.md @@ -1,9 +1,9 @@ -# Naiklah ke atas gunung yang tinggi! [[Yesaya 40:9](http://alkitab.sabda.org/?Yesaya%2040:9)] +# Engkau sudah menjadi sama seperti kami? [[Yesaya 14:10](http://alkitab.sabda.org/?Yesaya%2014:10)] ![Header Image](https://alkitab.app/slice/sunrise.jpg) -> Selasa, 25 Juni 2024 +> Rabu, 26 Juni 2024 -Pengetahuan kita tentang Kristus mirip dengan mendaki salah satu gunung Wales. Engkau dapat melihat [gunung] saat di dasar, tetapi hanya sebagian kecil: gunung itu terlihat hanya setengah dari tinggi sebenarnya. Di perbatasan sebuah lembah kecil, engkau menemukan semua yang langka kecuali anak sungai beriak terbawa arus dibawah kaki gunung. Panjat bukit yang pertama, dan lembah pun semakin panjang dan lebar dibawah kakimu. Semakin tinggi, dan engkau melihat negeri sekitar empat atau lima mil jauhnya, dan engkau akan sangat gembira dengan pemandangan yang meluas. Semakin naik, dan pemandangan semakin luas; sampai akhirnya, ketika engkau berada di puncak, dan melihat ke timur, barat, utara, dan selatan, engkau melihat hampir seluruh Inggris terbentang di hadapan engkau. Di sebelah sana adalah hutan di beberapa negari jauh, mungkin sekitar dua ratus mil jauhnya, dan ada laut, dan ada sungai bersinar dan cerobong asap dari pabrik manufaktur, atau tiang-tiang dari kapal di pelabuhan yang sibuk. Semua hal ini menyenangkan dan menggembirakan engkau, dan engkau berkata, "Aku tidak dapat membayangkan bahwa begitu banyak yang dapat dilihat dari ketinggian ini." Nah, begitu pula kehidupan orang Kristen. Ketika kita pertama percaya dalam Kristus, kita dapat melihat [keindahan-Nya] tetapi hanya sedikit. Semakin tinggi kita mendaki, semakin banyak kita temukan keindahan-Nya. Tetapi siapa yang pernah mencapai puncak? Siapa yang mengenal tinggi dan dalamnya kasih Kristus, yang melampaui segala pengetahuan? [[Ef 3:19](http://alkitab.sabda.org/?Ef%203:19)] Paulus, ketika tua, duduk dengan berambut putih, menggigil dalam penjara bawah tanah di Roma, dapat berkata dengan penekanan lebih baik daripada kita, "Karena aku tahu kepada siapa aku percaya," [[2 Tim 1:12](http://alkitab.sabda.org/?2%20Tim%201:12)] sebab setiap pengalaman sama seperti mendaki bukit, setiap pencobaan sama seperti memanjat puncak lain, dan kematiannya sama seperti mencapai puncak gunung, di mana dia dapat melihat seluruh kesetiaan dan kasih-Nya, yang kepada-Nya seluruh hidupnya sudah diserahkan. Naiklah, hai teman tersayang, ke gunung yang tinggi. +Apakah yang menjadi malapetaka bagi seorang pengajar yang sesat ketika jiwanya yang telanjang menghadap Tuhan? Bagaimana mungkin dia tahan mendengar suara, "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kalian orang-orang terkutuk; engkau telah menolak-Ku, dan Aku pun menolak engkau; engkau telah menjadi pelacur dan menyimpang daripada-Ku: Aku telah melenyapkan engkau dari hadapan-Ku selamanya, dan tak akan berbelas kasihan kepadamu." Betapa memalukannya manusia celaka ini pada hari terakhir di hadapan para majelis, ketika kesesatannya terungkap? Lihatlah si pencemooh, dan para pendosa yang tidak pernah beragama, memunculkan dirinya dari lautan api dan mengacungkan telunjuknya kepada dia: "Lihat, itu dia," katanya, "di neraka pun dia akan mengabarkan injil?" "Lihat, itu dia", kata seorang yang lain, "Dia sempat menegurku ketika aku bersumpah serapah, tapi dia sendiri seorang munafik!" "Aha!", kata pendosa lainnya, "sambutlah si pengikut Metodis yang selalu menyanyi mazmur— yang selalu hadir dalam pertemuan ibadah; dia itu yang selalu menyombongkan diri akan keyakinannya mendapatkan hidup kekal, ternyata di sinilah dia!" Terlihat di antara algojo-algojo setan, hal yang paling mereka nantikan adalah saat mereka menyeret jiwa-jiwa orang munafik turun ke dalam kebinasaan. Bunyan menggambarkan hal ini dengan syair yang agung, kokoh namun mengerikan, mengenai jalan menuju neraka. Tujuh setan mengikat manusia celaka itu dengan sembilan tali, menyeretnya menjauhi jalan ke sorga yang dia kira akan dilaluinya, kemudian memaksa mereka masuk melewati pintu belakang neraka. Para guru agama, hati-hati dengan jalan menuju neraka ini! "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak dalam iman" [[2 Kor 13:5](http://alkitab.sabda.org/?2%20Kor%20%2013:5)]. Perhatikan keadaanmu dengan seksama, lihatlah apakah kamu di dalam Kristus atau tidak. Dalam dunia ini mudah sekali menjadi juri yang lembek saat menilai diri sendiri; akan tetapi O, hendaklah adil dan jujur di sini. Berlakulah adil kepada semua orang, tapi bersikaplah ketat pada dirimu sendiri. Ingatlah, jika kau tidak membangun rumahmu di atas batu karang, rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya [[Matius 7:24](http://alkitab.sabda.org/?Matius%207:24)]. O, semoga Tuhan memberimu ketulusan, kesetiaan, dan keteguhan; dan takkan ada satu hari pun, pada hari sejahat apa pun, engkau dibelokkan. \ No newline at end of file